Studi Yale: Mayoritas Warga RI Tuntut Pemerintah Atasi Perubahan Iklim

Tia Dwitiani Komalasari
6 Oktober 2023, 09:43
Peserta melakukan pawai saat aksi Global Climate Strike di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (15/9/2023). Aksi yang diinisiasi oleh Climate Ranger Jogja bersama komunitas lingkungan itu untuk menyuarakan isu perubahan iklim seperti masalah sampah di Yo
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/Spt.
Peserta melakukan pawai saat aksi Global Climate Strike di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (15/9/2023). Aksi yang diinisiasi oleh Climate Ranger Jogja bersama komunitas lingkungan itu untuk menyuarakan isu perubahan iklim seperti masalah sampah di Yogyakarta yang tidak terkelola dengan baik serta transisi energi di Indonesia.

Hasil studi Pusat Komunikasi Perubahan Iklim Universitas Yale, Amerika Serikat, menyatakan sebanyak 75% responden masyarakat Indonesia berharap pemerintah dapat mengurangi kerusakan lingkungan akibat manusia. Pemerintah, sektor bisnis, para edukator dan masyarakat sipil perlu bekerja bersama untuk membangun pemahaman dan mendukung aksi-aksi iklim.

Hasil studi Universitas Yale yang diangkat Senin 3 Oktober 2023 lalu tersebut mengupas sikap, pengetahuan, perilaku dan preferensi kebijakan yang dianut masyarakat mengenai fenomena perubahan iklim di sejumlah negara, termasuk di Indonesia.

Berdasarkan hasil studi tersebut, masyarakat ternyata paling menggantungkan harapan pada pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim, yatu sebanyak 75%. Setelah itu baru disusul masyarakat (73%) dan warga Indonesia sendiri (71%).

“Temuannya mengindikasikan bahwa pemerintah, sektor bisnis, para edukator dan masyarakat sipil perlu bekerja bersama untuk membangun pemahaman bersama dan mendukung aksi-aksi iklim,” kata Anthony Leiserowitz, PhD, peneliti utama dalam studi hasil kerjasama Yale Program on Climate Change Communication, Development Dialogue Asia, Communication for Change serta Kantar Indonesia, melalui keterangan tertulis yang dikutip Jumat (6/10).

Laporan studi tersebut menyatakan, cuaca ekstrem panas yang terjadi belakangan ini semakin mempertegas pemanasan global yang terjadi, dimana Indonesia termasuk salah satu negara yang paling terdampak oleh perubahan iklim.

Penelitian Tentang Perubahan Iklim Belum Banyak

Dalam laporan tersebut disebutkan, Indonesia termasuk negara yang rentan akibat perubahan iklim. Namun, penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap hal tersebut belum banyak.

Anthony mengatakan, hasil studi Yale ini memberikan arahan yang lebih jelas bagi para pelaku dan aktivis perubahan iklim di Indonesia, termasuk yang bergerak di bidang komunikasi perubahan iklim dan juga bagi pemerintah dalam upayanya melayani masyarakat. Studi tersebut dilakukan pada periode Juni-Juli 2021 dengan melakukan wawancara terhadap 3,490 orang dewasa Indonesia berusia lebih dari 16 tahun, secara nasional di 34 provinsi.

Hasil studi kuantitatif dilanjutkan dengan 14 kegiatan diskusi terbatas selama Juli-Agustus 2022 bersama Communication for Change di Jakarta, Jayapura (Papua), Tarai Bangun (Riau), Kisaran (Sumatera Utara), serta Tegal, Demak, dan Semarang (Jawa Tengah) yang menghasilkan segmentasi audiens dan panduan adaptasi pesan perubahan iklim.

Responden mengaku paling cemas terhadap isu lingkungan dengan urutan berikut: kekurangan air (91%), badai atau puting beliung (88%), kekeringan (87%), kebakaran hutan (86%), polusi air (85%), polusi udara (83%), banjir (83%), naiknya permukaan air laut (77%) dan panas ekstrim (69%).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...